Tuesday, April 07, 2009

Outside What?

























(foto diambil dari sini)


Kreatifitas sering diidentikkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan imajinasi, penemuan-penemuan, dan inovasi. Membuat sesuatu yang unik dan orisinil, melakukan, memikirkan sesuatu dengan cara yang berbeda, meruntuhkan batasan dan kebakuan, Thinking Outside the Box.Terkadang kita menariknya sedemikian jauh. ‘Out’ dari pemikiran dan pertimbangan bisnis, ‘out’ dari pertimbangan konseptual, ‘out’ dari pertimbangan etika, ‘out’ dari perencanaan, ‘out’ dari pengetahuan, ‘out’ dari pertimbangan lingkungan, ‘out’ dari segala sesuatu yang dianggap sebagai batasan. Fakta bahwa batasan akan selalu ada walaupun tidak dengan sengaja dikonstruksi, menjadikan kreatifitas didefinisikan sebagai sesuatu yang harus selalu 'out' dan ‘anti’ terhadap semua hal kecuali proses melabrak dan menghancurkan batasan (box) tersebut.

Outside’ - diluar, adalah konsekwensi logis dari ‘inside’ - didalam. Pertanyaannya mengenai ‘Outside the Box’ ini adalah, bagaimana kita bisa yakin sudah ‘outside’ dari sebuah box kalo kita gak pernah tahu seperti apa sebetulnya ‘inside’ dan ‘tha box’ itu sendiri?. Bagaimana kita bisa yakin sudah ‘ke' dan 'diluar’ dari ‘box’ kalo kita gak pernah bisa tahu seperti apa situasi ‘didalam’ itu? Gak pernah yakin ‘box’ itu sendiri kayak gimana, gak pernah tahu, gak pernah mau tahu, gak pernah merasa perlu tahu seperti apa, dimana, mengapa dan apakah batasan itu sendiri memang ada? Cukupkah ‘out’, ‘outside’ atau pelabrakan itu untuk menjadi dasar acuan bagi kreatfitas?

Faktanya adalah bahwa kreatifitas juga terlibat ketika formula, produk, aktifitas dan pemikiran baru dibangun. Kreatifitas memberikan kontribusi sangat penting dalam penemuan (dan termasuk penyebaran) teknologi baru, formula, literatur dan hal-hal, unik dan orisinil lainnya. Apakah itu yang dipakai oleh Jonathan Ive ketika merancang Mac, apakah itu dibalik Jingjing and Chacha (polisi virtual) yang dipakai oleh pemerintah cina untuk melindungi penduduk Cina (seperti itu klaim mereka) dari cyberporn? apa itu yang memberikan kontribusi sangat besar dalam segala sesuatu yang unik-unik, baru-baru dan orisinil di keseharian kita kalau bukan kreatifitas?

Yang lebih aneh bin ajaib lagi adalah bahwa sisi konstruktif dari kreatifitas ini sendiri seringkali juga seperti berjalan dengan sisi destruktifnya. Ketika Kalle Lasn frustasi dengan jaringan kapitalisme global yang apatis terhadap pemerataan kesejahteraan, pertimbangan ekologis dan lainnya, dia tidak hanya melakukan negasi, mencoba keluar dan secara langsung melanggar batasan-batasan yang ada. Namun dalam waktu yang bersamaan, mencoba membuat sesuatu yang baru. Sesuatu yang tidak terakomodir dalam batasan tersebut, melahirkan AdBuster, Culture Jam, Black Sneakers dan lainnya. Majalah, networking, action, produk, sesuatu yang tidak hanya memberikan inspirasi dan menjadi panutan bagi banyak generasi rendah kapitalisme dan ramah lingkungan, namun betul-betul memberikan kontribusi langsung terhadap pergeseran batasan dari jaringan kapitalisme dan peradaban global tersebut. Hal yang kurang lebih sama seperti yang terjadi dalam proses kreatif Jonathan Ive dan pengembangan Jingjing and Chacha.

So jadi, sebetulnya seperti apa ‘out’ dan ‘the box of Creativity itu’? Apakah memang cukup didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat ‘pelabrakan’ dan ‘anti’-konstruksi seperti yang ada di awal paragraf ini? apakah sebaliknya, ‘outside the box’ dalam kreatifitas itu justru harus selalu dipahami sebagai sesuatu yang konstruktif? atau sebetulnya malah ‘out’, ‘in’ atau ‘the box’ nya itu sendiri gak penting-penting amat, yang lebih penting justru adalah kombinasi dan perjalanan ulang alik diantaranya?

(bersambung)

No comments:

Post a Comment